FaktaNews.Net – Denpasar – Maraknya babi potong asal Bali dikirim keluar pulau, sehingga membuat matinya peternak Bali belum lagi penyakit ASF yang belakangan ini menghantui para peternak sehingga sedikit enggan untuk memelihara kembali.
Pentingnya pemerintah Bali membuat aturan pembatasan pengiriman babi indukan antar pulau. Ketua Komisi II DPRD Bali, IGK Kresna Budi yang saat ini bakal menjabat sebagai wakil ketua DPRD masa bakti 2024/2029 kepada media Fakta di Denpasar Selasa (30/4) mengatakan
“Kita harus berpikir jangka panjang demi keberlangsungan peternakan babi Bali sebagai pionir ternak babi di Indonesia. Kalau bisa hanya babi potong jantan yang harus dikirim keluar Bali. Peternak mulai ketakutan kalau betina dikirim bakal dijadikan indukan didaerah yang bakal dituju sehingga akan mempengaruhi penurunan harga daging Bali, “kata Kresna Budi.
Pada tahun 2021 Harga daging dan bibit babi di Bali mengalami kenaikan. Hal ini meresahkan di kalangan pembeli, penjual hingga peternak pasalnya Populasi babi Bali menurun hingga 42,31 persen.
Hal ini disebabkan karena petani yang awalnya takut memelihara babi akibat ASF, kini mereka mulai mencoba memelihara lagi. “Sementara produksi dan indukan kita memang masih sedikit, dari peternak masih membuat indukan buat mereka sendiri. Pemerintah Bali harus betul-betul membuat aturan yang baku demi melindungi peternak kita di Bali”terangnya.
(ds)