FaktaNews.Net | Singaraja –Hari Raya Idul Adha 1445 H/2024 merupakan hari suci milik umat Muslim di seluruh Indonesia. Monen ini sering dimanfaatkan untuk pembagian hewan kurban
A.Agung Wiranata Kusuma memberikan bantuan 1 ekor Kambing hewan kurban pada Minggu (16/6) kepada keluarga Wayan Rafi’i di Banjar Dinas Timur Jalan Desa Pegayaman Kecamatan Sukasada.
Pada Senin (17/6/2024
) pukul 16.20 wita,
Manggala Utama Puri Buleleng Agung Wiranata Kusuma bersama dengan ketua paguyuban Bali Dwipa Dewa Puja usai menggelar rapat di Puri Tukad Mungga langsung bertolak ke Desa Pegayaman dengan disambut ceria para tokoh muslim sampai penjamuan makan bersama disertai doa.
“Kita bagikan 1 hewan kurban kepada warga di Desa Pegayaman untuk menyambung jalinan silahturahmi yang selama ini antara Puri Buleleng dengan umat muslim. Selamat bagi umat Muslim yang sedang merayakan idul adha semoga di momen ini allah selalu memberikan kesejahteraan bagi umatnya, minal aidin wal faizin idul adha”ujar Wiranata.
Tak hanya di desa Pegayaman berbagi, di Masjid Agung Jami Buleleng Wiranata juga berbagi untuk umat.
“Tahun -tahun sebelumnya juga kita telah berbuat bersama semeton Puri Buleleng kepada umat muslim karena kita di Puri Buleleng bersatu disamping itu ada dari puri memeluk agama muslim untuk itu sangat penting kami menjalin silaturahmi, begitu juga umat muslim ketika di Hindu ada upacara mereka hadir memberika doa sebagai rasa toleransi antar umat,”terang Agung Wiranata.
Wayan Rafi’i yang ditokohkan mewakil keluarga sangat antusias, dengan majunya Agung Wiranata dari keluarga Puri Buleleng untuk menjadi Bupati sangat dimendukung penuh,
“Kita dukung penuh dari keluarga Puri Buleleng karena kami menjadi satu kesatuan jaman kerajaan Puri Buleleng Anglurah ki Barak Panji Sakti adalah pemimpin yang mensejahterakan rakyat”kata Wayan Rafi’i
Kata mengejutkan secaran spontan dari Ketut Suharto tokoh Pegayaman mengapresiasi tokoh Puri Buleleng bisa memimpin Buleleng pada pilkada 2024, “Saatnya kami merindukan figur seorang pemimpin dari Puri Buleleng dengan konsef megoak-goakan mengedepankan menyame braya yang tidak tergantung dari Raja, dan kami tindih dengan Puri dan kapan dibutuhkan kami siap,”kata Suharto.
(01)