FaktaNews.Net | Jakarta -Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I angkatan 59 LAN RI Inovasi Gagasan Pemolisian Masyarakat (Polmas) Kawasan Pendidikan.
Terobosan ide tersebut muncul adanya trend baru kejahatan online dampak negatif transformasi digital. Diantaranya, korban penipuan online, perjudian online, pinjaman online ilegal, dan online online lainnya yang merenggut baik itu masyarakat sipil, ASN, TNI maupun Polri. Langkah ini disambut positif Civitas UGM Peduli.
Program ini merupakan terobosan yang diakselerasi melalui program pelatihan kepemimpinan nasional tingkat 1 LAN RI dan Polri menyikapi transformasi digital yang sudah menjadi fasilitas belajar mengajar, banyaknya kejahatan online, jangan sampai pemanfaatan tranformasi digital yang salah di kawasan pendidikan.
Sekretaris Pusat Kajian Bela Negara Univertitas Bhayangkara Jakarta, Ir.Djuni Thamrin, M.Sc, Ph.D menanggapi implementasi konsep Polmas dalam lingkung pendidikan merupakan pilihan strategis, tepat dan harus dijaga keberlangsungannya. Karena ini merupakan cara membangun partisipasi masyarakat dalam manajemen keamanan nasional, Minggu (30/6/2024) .
Jadi, sambung Ir. Djuni masyarakat tidak selalu harus bergantung sepenuhnya pada Polri, tapi dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam membangun rasa aman dan lingkungan yang aman serta memberikan dimensi pendidikan untuk masyarakat dalam membangun keteraturan sosial.
Menurutnya ini adalah pondasi yang kokoh untuk membangun stabilitas sosial dan ekonomi. Ini juga bila dilengkapi dengan teknologi yang baik dapat menjadi role model keamanan masyarakat yang paripurna. Semua disiplin ilmu dapat memberikan kontribusinya sehingga terbangun apa yang disebut ketahanan bangsa. Ini merupakan wujud riil dari bela negara.
Bela negara tidak hanya diwujudkan dengan partisipasi mahasiswa dan pemuda menjalankan wajib militer saja. Tapi dengan membangun kawasan kampus yang lestari, indah, tidak polutif, tertata baik, sistem keamanan terpantau baik, aman tidak menakutkan sehingga mahasiswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Ada penerangan yang memadai, ada fasilitas yang aman, ada system reaksi cepat yang memadai dan ada suasana kebatinan yang akrab dari semua civitas akademika, tentu akan menjadikan kampus yang aman, tentram dan lestari.
Model dan pendekatan ini tentu akan menarik bila bisa ditularkan dengan mengajak partisipasi masyarakat luas di sekitar ring 2 dan ring 3 kampus. Fakultas perikanan, peternakan dan pertanian bisa mengajak warga melakukan kegiatan pengembangan ekonomi rakyat yang produktif dengan membuat sumber perikanan rakyat di aliran sungai atau parit-parit yang dimanfaatkan buat ternak ikan dan komoditas lainnya. Fakultas Teknik lingkungan dan teknik sipil dapat memperbaiki lingkungan hidup dan perumahan rakyat secara partisipatif.
Sehingga masyarakat dapat sumber penghasilan baru, tempat tinggal diperbaiki dan dibuat menjadi tempat wisata lokal yang menarik. Fakultas pendidikan dapat melakukan pendidikan karakter bangsa yang menarik. Dalam kondisi seperti itu Polmas Kawasan Pendidikan dapat menjadi prime mover yang mengaktifkan semua komponen lokal termasuk mengaktifkan pemda.
Jika kemudian masyarakat lokal sudah tertranformasi dengan baik, maka tentu tingkat kriminalitas akan menurun drastis, masyarakat teratur tentrem dan dapat berpenghasilan dengan baik.
Ide-ide inovatif seperti ini hendaknya dapat di sebarkan dan difasilitasi dengan baik oleh Polri dan kampus serta staholoders yang lain. Tantangannya adalah bagaimana memulainya dan menjaga agar momentum sosial ini tetap menjadi energi yang tidak kunjung padam.
Disini bagaimana menjadikan kawasan pendidikan mampu menjaga lingkungannya agar terasa aman dan nyaman. Segala persoalan masyarakat yang muncul dalam kawasan tersebut dapat diselesaikan secara kekeluargaan, memberi motivasi, solusi dan saling menasehati untuk mencari pemecahan masalah yang ada.
Kegiatan positif yang ditumbuhkan oleh generasi mahasiswa UGM peduli, diawali dengan bersih danau, pelepasan ikan,art theraphy, jagongan dengan Kapolda DIY dengan tema membaca kembali budaya dan peradaban menghadapi perubahan sosial dalam transformasi digital, dan melakukan Bakti Sosial di area Kampus. Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan bersama forum UGM peduli, Jumat(28/06-2024) secara simbolis melepas ikan di danau Wisdom Park.
“Konsep dari Polmas Kawasan pendidikan, bukan untuk menjadikan Polri, namun masyarakat mampu menjadi polisi untuk dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya,” terang Kapolda.
Langkah Polmas Kawasan pendidikan, melakukan langkah premtif dan pencegahan agar tidak sampai terjadi konflik yang lebih luas sekaligus mencari solusinya. Polisi membangun budaya tertib merupakan edukasi. Konteks ini nguwongke manusia sebagai manusia, sehingga terwujud rasa aman dan damai. kehadiran polisi apabila terpaksa harus menegakan hukum untuk menyelesaikan konflik secara beradab.
Penerapan Polmas Kawasan pendidikan di lingkungan kampus kampus dan sekolah guna meningkatkan kenyamanan dan keamanan merupakan ide dan gagasan yang patut ditiru dan diterapkan di semua lingkungan pendidikan. “Ide ini sebagai langkah pemolisian yang kekinian,” ungkap Irjenpol. Profesor Doktor Chryshnanda Dwilaksana MSi.
Comunity Policyng bisa dikembangkan berbagai model salah satunya smart policiyng yaitu harmoninya konvensiaonal, electronic policyng. Sejalan dengan ini tentunya lembaga pendidikan sebagai dasar untuk membagikan atau mentranformasikan pengetahuan dan membangun literasi untuk mencerahkan peserta pendidik.
Perpol Nomor 1 tahun 2021 tentang Polmas:
Kegiatan untuk mengajak masyarakat melalui kemitraan anggota Polri dan masyarakat, sehingga mampu mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan keamanan dan ketertiban masyarakat di lingkungan serta
menemukan pemecahan masalahnya.
POLMAS KAWASAN PENDIDIKAN :
Menempatkan petugas Polmas di kawasan pendidikan guna melaksanakan strategi Polmas;
Pemberdayaan semua elemen masyarakat kampus dan sekolah terutama mahasiswa dan pelajar untuk memiliki kesadaran hukum, menerapkan budaya patuh hukum, mampu mendeteksi/ identifikasi, dan
memecahkan permasalahan Kamtibmas bersama.
Bermitra dengan kampus dan sekolah melalui forum kesepakatan bersama dalam rangka menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif serta pemecahan masalah dengan pengambilan keputusan yang tepat.
(*)