Menerapkan Prinsip “ZERO WASTE” Dalam Kegiatan Pendakian Gunung

Pecinta Alam Sulawesi Selatan berkumpul di Ngunjuk Kopi & Kuliner untuk mengikuti Temu Sobat Pecinta Alam dan Dialog Interaktif bertajuk "Zero Waste Mountain." Minggu ( 4 Agustus 22024).

FaktaNews.Net | Gowa – Pecinta Alam Sulawesi Selatan berkumpul di Ngunjuk Kopi & Kuliner untuk mengikuti Temu Sobat Pecinta Alam dan Dialog Interaktif bertajuk “Zero Waste Mountain.” Minggu ( 4 Agustus 22024).

Acara dialog ini digagas oleh OPAB GEMPA MAKASSAR dalam rangka memperingati satu dekade program Memandang Indonesia dari Puncak Gunung dan berfungsi sebagai bentuk edukasi serta kampanye pengurangan sampah di kawasan pegunungan.

“Tujuan kami menyelenggarakan acara ini, karena maraknya sampah plastik di gunung, khususnya di momen perayaan HUT RI. Oleh sebab itu pentingnya Gaya hidup zero waste atau bisa disebut dengan gaya hidup bebas sampah diatas gunung, guna menjaga sumber daya dan melestarikan alam”, terang Bima Mulyono, sebagai Ketua Umum OPAB GEMPA Makassar.

Hadir sebagai pembicara dalam acara Dialog Interaktif, antara lain Kepala BBKSDA Sulsel, Ir. Jusman | Ketua APGI Sulsel, Mustari Zainal | Pengelola Pos Registrasi Bulu Baria, Mustain Tagrib JS | Anggota SAR Unhas, Abd. Rauf Musadat, dengan moderator Nurhidayatullah B. Cottong (Founder Fraksi Muda Indonesia).

Ir. Jusman mengungkapkan betapa krusialnya menjaga keaslian alam di kawasan konservasi. Ia menjelaskan bahwa pegunungan merupakan aset alam yang sangat berharga dan melalui inisiatif Zero Waste, mereka berkomitmen untuk melindungi flora dan fauna dari ancaman sampah plastik dan limbah lainnya. Beliau juga menekankan perlunya regulasi ketat dalam pengelolaan sampah di kawasan konservasi, dan menambahkan bahwa kerja sama dengan berbagai pihak penting untuk memastikan kebijakan ini diterapkan secara efektif.

Mustari Zainal menekankan peran penting APGI dalam mengedukasi pendaki dan komunitas pecinta alam. “Kami di APGI selalu berusaha mengedukasi anggota kami tentang pentingnya menjaga kebersihan dan meminimalkan jejak ekologis selama pendakian,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa pendidikan lingkungan harus dimulai sejak dini dan menjadi bagian integral dari kegiatan pendakian. “Kami menyelenggarakan berbagai kegiatan edukatif dan kampanye untuk mengajak semua pendaki berkomitmen pada prinsip Zero Waste.”

Mustain Tagrib JS, pengelola pos registrasi di Bulu Baria, mengungkapkan tantangan dalam mengelola sampah di area pendakian. “Meski ada aturan yang jelas, masih banyak pendaki yang tidak memperhatikan pengelolaan sampah mereka. Kami bertugas memastikan setiap pendaki membawa pulang sampah mereka sendiri,” jelasnya. Mustain juga menambahkan bahwa pihaknya berencana untuk memperbaiki fasilitas pengelolaan sampah di area pendakian. “Kami terus berupaya meningkatkan dan menambah fasilitas agar lebih memadai.”

Abd. Rauf Musadat menekankan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan dalam setiap operasi penyelamatan, tidak hanya demi keselamatan tetapi juga untuk melestarikan alam. “Kami memastikan untuk membawa kembali sampah yang ditemukan di jalur pendakian sebagai bagian dari tanggung jawab moral kami,” ujarnya. Ia juga mengingatkan pendaki tentang pentingnya tindakan kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya, yang bisa memiliki dampak besar terhadap lingkungan.

Dialog interaktif ini bukan hanya menjadi ajang berbagi informasi tetapi juga komitmen bersama untuk melindungi lingkungan. Nurhidayatullah B. Cottong, sebagai moderator, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan individu. “Zero Waste Mountain bukan hanya tentang kebijakan atau regulasi, tetapi tentang perubahan pola pikir dan tindakan nyata dari semua pihak,” katanya dalam penutupan acara.

Para narasumber sepakat bahwa meski sudah banyak upaya yang dilakukan, tantangan dalam mengedukasi dan mendorong perilaku yang bertanggung jawab masih besar. Mustari Zainal mengatakan, “Masih banyak yang perlu dilakukan, terutama dalam hal meningkatkan kesadaran dan kepedulian publik.” Di sisi lain, Mustain Tagrib JS menambahkan, “Kami perlu memperkuat sistem monitoring dan penegakan aturan di lapangan.”

Diskusi tersebut menggarisbawahi pentingnya media dan teknologi dalam kampanye Zero Waste. Abd. Rauf Musadat menekankan bahwa media sosial adalah alat yang sangat efektif untuk menyebarluaskan pesan dan mendidik masyarakat. Platform digital, menurutnya, dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi publik dalam gerakan ini, sehingga memperluas dampak dan jangkauan inisiatif Zero Waste.

Acara diakhiri dengan harapan bahwa gerakan Zero Waste Mountain akan terus berkembang dan semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan serta kelestarian alam. “Kita semua punya peran dalam menjaga hutan dan gunung ini, dan langkah kecil kita bisa membawa perubahan besar,” pungkas Ir. Jusman, Kepala BBKSDA Sulawesi Selatan.

(*/Anchank)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *