Dirgahayu Indonesia 79, Warga Tajun Rasakan Kemerdekaan, Pemkab Buleleng Aspal Jalan Bayad-Sembiran

warga Desa Tajun desa adat Bayad meluangkan waktunya sejenak untuk menghormati sang saka merah putih dengan fasilitas seadanya tidak memadamkan niat dan jiwa nasionalismennya kami sebagai bangsa Indonesia.(foto:dok.faktanews.net/demer)

FaktaNews.Net | Singaraja – Meski 79 Tahun Indonesia sudah Merdeka, akan tetapi sebelumnya sering sekali warga pedesaan tidak menikmati kemerdekaan yang sesungguhnya. Namun saat ini warga Desa Tajun desa adat Bayad meluangkan waktunya sejenak untuk menghormati sang saka merah putih dengan fasilitas seadanya tidak memadamkan niat dan jiwa nasionalismennya kami sebagai bangsa Indonesia.

Made Merta mengungkapkan, anak anak sampai lansia, ditengah kesibukan yang berjuang setiap harinya untuk sesuap nasi dan menyekolahkan anak- anak sehingga memiliki jiwa nasionalisme.

Monen terindah itu, menurut Made Merta yang memimpin upacara 17 Agustus 1945/2024 pagi di jalan baru yang baru diperbaiki oleh Pemkab Buleleng menghubungkan Desa Pacung- Desa Sembiran.” Kami meluangkan waktu sebelum berangkat bekerja di lahan pertanian, perkebunan dan peternakan untuk memaknai hari kemerdekaan ini. Tidak lupa kami juga berterimakasih kepada pemerintah yang sudah mengusahakan dan menjadikan mimpi kami akan akses jalan yang baik terealisasikan,” terang Made Merta

‘Kami sebagai bangsa Indonesia berharap tercapai pula KEMERDEKAAN seperti apa yang kami impikan Pendidikan yg terjamin bagi anak anak kami Fasilitas kesehatan yang memadai serta pemerataan pembangunan sampai di pelosok desa. Terhadap pemkab Buleleng yang sudah merealisasikan jalan baru yang setahun lalu kami demo sampai Pj Bupati datang kami sangat berterimakasih yang sebesar-besarnya sehingga ekonomi disini meningkat,” tambahnya.

Diketahui jalan yang digunakan sebagai tempat upacara Hut RI-79 setahun lalu didemo 400 orang warga, sembari meneriakan yel-yel yang di pimpin langsung Bendesa Adat Bayad I Made Arta.

Ia mengutarakan, akses Tajun -Sembira tersebut menjadi korban politik atau keegoan pemerintah yang terlalu mentolerir dan menganak tirikan.

”10 tahun lebih tidak mendapat perhatian dari pemerintah, apa yang menjadi langkah kami hari ini semoga pemerintah pusat dalam hal ini Presiden RI Joko Widodo terketuk hati untuk memperbaiki apalagi pemerintahan Joko Widodo membangun dari pinggiran desa”papar I Made Arta

Lanjut Made Arta menerangkan, upaya perbaikan jalan tersebut tetap sering dilakukan secara gotong royong,”Sering kita lakukan partisipasi bergotong royong bersama masyarakat dengan tambal sulam untuk bisa dilalui dengan dana seadanya namun tidak efektif dan sekarang pemerintah peduli ya cukup kami rasakan dan ucapkan terimakasih,”katanya.

“Saat ini jalan tersebut hampir finish pengerjaanya yang dikerjakan oleh Kontraktor dari CV Sumber jadi, Konsultan PT Manik Tribuana dengan nilai proyek /kontrak Rp-3.244.312.000.00 atau 3 Miliyar lebih,” pungkas Made Arta.

(001)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *