FaktaNews.Net | Badung – Mendampingi Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menghadiri Upacara Pengeruwakan sekaligus Peletakan Batu Pertama Pembangunan Kawasan Berorientasi Transit atau Transit Oriented Development (TOD) Sentral Parkir Kuta untuk Proyek Bali Subway yang dilaksanakan oleh PT Sarana Bali Dwipa Jaya, bertempat di Sentral Parkir Kuta, pada Rabu (4/9/2024).
Kegiatan ini juga merupakan proses awal dari pembangunan rute Subway Bali pada fase pertama yang akan melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai – Central Parkir Kuta – Seminyak-Berawa – Cemagi, dengan total jarak 16 kilometer. Selanjutnya, nanti pada fase kedua meliputi Bandara I Gusti Ngurah Rai – Jimbaran – Universitas Udayana – Nusa Dua, dengan total jarak 13,5 Kilometer. Fase ketiga Central Parkir Kuta – Sesetan – Renon – Sanur. Kemudian fase keempat meliputi Renon – Sukawati – Ubud, dengan total nilai investasi pada proyek ini US$20 miliar.
Turut hadir pada kesempatan ini Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana, Penglingsir Puri Ageng Mengwi sekaligus anggota DPD RI Anak Agung Gde Agung, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Bali, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Dandim 1611 Badung Letkol Inf. I Putu Tangkas Wiratawan, Pj. Sekda Badung Ida Bagus Surya Suamba, Kepala OPD terkait Pemprov Bali dan Kepala OPD terkait Pemkab Badung, serta Direktur Utama PT Bumi Indah Prima (BIP) Aditya Anton Subowo.
Pj. Gubernur Bali Sang Made Mahendra dalam sambutannya menyampaikan, upacara pengeruwakan yang berasal dari kata ruak yang artinya membuka. Upacara ini bermakna membuka lahan untuk digunakan sebagai bangunan penunjang aktivitas manusia. Terkandung juga makna penyelarasan dan penghormatan pada alam semesta, serta upaya harmonisasi antara alam dan manusia. Semoga pembangunan koridor transportasi massal berbasis kereta, Subway Bali, dapat berjalan lancar dan membawa kebahagiaan bagi masyarakat.
Bupati Badung Giri Prasta yang ditemui seusai acara menyampaikan, Pemerintah Kabupaten Badung berkomitmen untuk mendukung pembangunan proyek TOD. TOD ini merupakan sebuah pengelolaan tata kota yang masuk pada tata ruang yang mana akan berhubungan dengan transportasi. Dijelaskan pula, berpegang pada prinsip estetika, keindahan dan keasrian Pulau Dewata ini, maka modernisasi itu dilakukan di bawah tanah.
“Sebagai bentuk komitmen kami, pembangunan TOD ini bertempat di lahan milik Pemkab Badung, berkolaborasi dengan Pemprov Bali. Pemkab Badung menyediakan lahan 2 hektar dan Pemprov Bali 5 hektar. Dengan menggunakan prinsip business to business, ke depannya tidak akan membebani atau terkait dengan APBD kabupaten maupun provinsi. Proyek ini murni dilakukan untuk memberikan kenyamanan, kemudahan, mengurangi polusi dan menghemat energi,” ucapnya.
Giri Prasta juga menjelaskan, proyek ini berorientasi bukan hanya kepada wisatawan tetapi berorientasi kepada masyarakat. Pembangunan proyek ini akan memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat, di tengah kondisi sekarang yang di mana-mana terjadi kemacetan dan kesemrawutan pembangunan. Diharapkan juga ke depannya akan menambah daya tarik wisata berkunjung ke Bali.
“Toh juga jika wisatawan meningkat, ini juga akan meningkatkan penerimaan pajak hotel dan restoran yang mana juga untuk masyarakat. Kami pastikan juga tarif subway ini akan terjangkau untuk masyarakat. Harapan ke depan, Bali Subway bukan hanya alat transportasi, tetapi juga ada kegiatan ekonomi di dalamnya,“ ungkapnya.
Dirut PT SBDJ Ari Askhara menjelaskan bahwa kolaborasi PT Sarana Bali Dwipa Jaya bersama PT Bumi Indah Prima merupakan hasil inisiatif strategis dan terobosan Pemprov Bali, yang dipimpin oleh Pj. Gubernur Bali, khususnya dalam mengatasi stagnasi penyediaan layanan transportasi publik dan keterbatasan kemampuan anggaran daerah. Dengan memaksimalkan ruang otonomi daerah, kebutuhan kombinasi antarlembaga yang sering memakan waktu lama dapat dibuat menjadi lebih efisien dan efektif.
“Guna percepatan pengembangan dan pembangunan proyek, proses investasi yang digunakan melalui pendekatan non-konvensional yang belum pernah digunakan di Indonesia dan belum banyak digunakan di pasar global. Dengan skema ini, calon konsorsium investor terlebih dulu diajak untuk bicara konsep bisnis, visi, bisnis plan, struktur proyek, kesesuaian engineering design, technical, dan lain-lain. Selanjutnya dipilih qualified konsorsium investor terbaik yang cocok dan dengan kondisi Bali saat ini. Kemudian secara bersama-sama melakukan joint study dan design outline, yang akan kita setujui dan sepakati,” ujarnya.
Ari Askhara juga menjelaskan, rencana pembangunan proyek ini telah menetapkan PT Indotech sebagai kontraktor utama bersama China Railway Construction Company atau sering dikenal oleh CRCC yang akan bekerja sama dengan kontraktor lokal Bali, PT Sinar Bali Bina Karya. Dijelaskan, ada pun kedalaman tanah dalam pengerjaan konstruksi ini adalah 30 meter dan pembangunan jalur bawah tanah nantinya menggunakan jalur ganda dengan ukuran standar 1.435 mm pekerjaan struktur stasiun Bali Urban Subway koridor.
“Untuk kebutuhan peralatan mendatangkan 10 TBM yang akan disebar di beberapa titik sehingga penyelesaian proyek Bali Subway ini tepat waktu dan bisa menjaga momentum dan harapan masyarakat Bali untuk kemacetan parah di Bali. Sudah bukan waktunya lagi untuk kita memendam keraguan saling menyalahkan dan tetap diam tanpa melakukan apa-apa bekerja tanpa kemelekatan bersama kita membangun Bali yang indah dan asri untuk kita wariskan kelak kepada anak cucu cicit kita,” pungkasnya.
(Humas/*).