FaktaNews.Net | Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) mengadakan ajang perdana Kepustakaan Islam Award (KIA) 2024 pada 22–24 November 2024 di Jakarta. Program ini bertujuan mengapresiasi kontribusi para penulis ASN, pegiat literasi, penulis masyarakat, dan pengelola perpustakaan masjid dalam mendorong literasi keagamaan Islam yang relevan dan berkualitas.
Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin, menekankan bahwa literasi adalah kunci penting untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, sekaligus cerminan kualitas peradaban bangsa.
“Jika negara kita ingin maju, kita harus melihat tingkat literasi masyarakatnya. Literasi ini menjadi cermin dari peradaban suatu bangsa,” ujar Kamaruddin pada malam penganugerahan KIA 2024, Sabtu (23/11/2024).
Kamaruddin juga mengajak masyarakat untuk membudayakan membaca buku berkualitas guna memperluas wawasan, mengingat posisi literasi Indonesia saat ini berada di peringkat ke-100 dari 208 negara menurut UNESCO. Literasi keagamaan Islam dinilai mampu menjadi medium untuk memahami isu-isu kontemporer, pembangunan, dan pemecahan masalah global.
“Semangat literasi harus dihidupkan kembali agar generasi mendatang tidak hanya cerdas, tetapi juga mampu menggerakkan kemajuan peradaban,” tambahnya.
Penghargaan dalam Empat Kategori
Plt Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah, Ahmad Zayadi, menjelaskan bahwa KIA 2024 memberikan penghargaan dalam empat kategori: Penulis ASN, Penulis Masyarakat, Pegiat Literasi, dan Perpustakaan Masjid. Dari total 437 peserta yang mendaftar, seleksi ketat menghasilkan daftar pemenang berikut:
1. Penulis ASN Kemenag
Didi Junaedi
Ahmad Zacky
Masruhan
2. Penulis Masyarakat
Rosidin
Ali Mahfudz
Ahmad Husain Fahasbu
3. Pegiat Literasi
Aip Rochadi
Mintarsih
Abdul Karim
4. Perpustakaan Masjid
Jakarta Islamic Center
Masjid Raya Baiturrahman Aceh
Masjid Jabal Arafah Batam
Pemenang utama dalam setiap kategori menerima uang pembinaan hingga Rp25 juta, trofi, dan sertifikat. Ajang ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak karena mendorong penguatan budaya literasi berbasis Islam.
Target dan Pengembangan di Masa Depan
Kemenag menargetkan peningkatan peserta hingga 600 orang untuk edisi mendatang dan berencana menambahkan kategori baru, seperti “Penerbit Buku” dan “Book of The Year”. Selain itu, kategori Perpustakaan Masjid akan dipecah berdasarkan tipologi masjid, seperti Masjid Raya, Masjid Agung, dan Masjid Jami’, agar lebih relevan.
Digitalisasi perpustakaan masjid juga akan dikembangkan untuk mengelola literasi secara profesional. Langkah ini diharapkan memperkuat tradisi literasi yang pernah menjadi landasan peradaban Islam di masa lalu.
“Kami ingin literasi keagamaan Islam menjadi salah satu kunci dalam membangun bangsa yang berdaya saing tinggi,” pungkas Zayadi.
(Athaullah)