FaktaNews Net | Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan madrasah dengan meluncurkan Madrasah Digital Supervision (MAGIS), sebuah platform pengawasan berbasis digital. Inovasi ini merupakan bagian dari program 100 hari pertama kepemimpinan Menag Nasaruddin Umar dan Wamenag Romo HR Muhammad Syafi’i.
Menurut Dirjen Pendidikan Islam, Amin Suyitno, MAGIS dirancang untuk mempermudah pengawasan madrasah secara lebih sistematis, efektif, dan efisien. Dengan sistem digital ini, pengawas madrasah dapat melakukan refleksi serta menyusun rencana pendampingan yang lebih terstruktur. Selain itu, platform ini memungkinkan kepala madrasah untuk mengevaluasi dan mengembangkan inovasi berbasis data guna meningkatkan kualitas pendidikan.
“Dengan MAGIS, pengawasan madrasah menjadi lebih efisien dan berpotensi menghemat anggaran hingga Rp680 miliar per tahun,” ungkap Amin Suyitno.
Hemat Rp680 Miliar dari Biaya Administrasi dan Transportasi
Salah satu manfaat utama MAGIS adalah efisiensi anggaran. Direktur GTK Madrasah, Thobib Al Asyhar, menjelaskan bahwa penghematan berasal dari pengurangan biaya fotokopi borang pengawasan sebesar Rp259 miliar dan biaya transportasi pengawas yang mencapai Rp421 miliar. Dengan total 86.343 madrasah dan 4.680 pengawas, penerapan sistem digital ini memberikan dampak besar terhadap efektivitas pengelolaan pendidikan di Indonesia.
Selain manfaat anggaran, guru dan kepala madrasah juga bisa menggunakan MAGIS untuk refleksi dan inovasi dalam metode pembelajaran. Platform ini memungkinkan guru berkonsultasi langsung dengan pengawas untuk mengatasi hambatan dalam proses belajar-mengajar.
“Transformasi digital ini merupakan komitmen Kemenag dalam menciptakan sistem pengawasan madrasah yang lebih adaptif, inovatif, dan berbasis data,” tandas Thobib.
Dengan kehadiran MAGIS, diharapkan pendidikan madrasah semakin unggul dan berdaya saing tinggi dalam menghadapi tantangan era digital.
(Sulthan)